Pemerintah Indonesia mempunyai komitmen kuat untuk segera mencapai Eliminasi TBC pada tahun 2030 jelas tertulis dalam Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2021 mengenai Penanggulangan Tuberkulosis. Eliminasi TBC adalah pengurangan terhadap TBC secara berkesinambungan guna menekan angka penyakit serendah mungkin agar tidak menjadi masalah Kesehatan. Target Elimniasi TBC pada tahun 2030, antara lain : (a) Penurunan angka kejadian (incidence rate) TBC menjadi 65 per 100.000 penduduk, dan (b) penurunan angka kematian akibat TBC menjadi 6 per 100.000 penduduk.Pencapaian target eliminasi TBC dilaksanakan melalui strategi nasional Elinimasi TBC, yaitu:
a. Penguatan Komitmen dan kepimpinan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota;
b. Peningkatan akses layanan TBC yang bermutu dan berpihak pada pasien;
c. Intensifikasi upaya Kesehatan dalam rangka Penanggulangan TBC;
d. Peningkatan penelitian, pengembangan, dan inovasi di bidang Penanggulangan TBC;
e. Peningkatan peran serta komunitas, Pemangku Kepentingan, dan mulitsektor lainnya dalam Penanggulangan TBC;
f. Penguatan manajemen program.Saat ini Indonesia menempati urutan kedua sebagai negara dengan jumlah kasus tuberkulosis terbanyak di dunia. Kasus TBC melonjak drastis salah satunya penyebabnya adalah gencarnya system deteksi dan pelaporan dari fasilitas layanan kesehatan pasca covid-19. Setelah pandemic, penemuan kasus dilakukan secara aktif, jika penderita TBC bisa semakin banyak ditemukan maka semakin cepat diobati. Jumlah kasus tuberkulosis yang tercatat Kemenkes sebanyak 824.000 kasus (2020), naik menjadi 969.000 kasus (2021), dan 717.941 kasus (2022). Pada tahun 2023 mengalami peningkatan tingi sebanyak 820.789 kasus dari 1.060.000 kasus baru. Angka kematian mencapai 134.000 pertahun (Mentari MPKU,6 Juni 2024).Mentari TB MPKU Muhammadiyah
Muhammadiyah melalui Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) PP Muhammadiyah bekerjasama dengan USAID untuk penanganan dan peningkatan jumlah penemuan kasus Tubekulosis. Mekanisme pelaksanaan program kepada Muhammadiya dengan nama MENTARI – TB Recovery Plan.USAID Mentari TB Muhammadiyah melakukan intensified screening dengan menggunakan pendekatan “Whole of Hospital (society)” yang melibatkan 101 Rumah Sakit Muhammadiyah Aisyyah (RSMA). Program Mentari TB ini sampai dengan Januari 2024 berhasil skrining 7.728.503 orang, menemukan pasien terduga Tuberkulosis sejumlah 82.192 orang, menemukan 32.291 pasien positif Tuberkulosis, dan mengobati 27.202 pasien. USAID Mentari TBC juga membuat program RS Programmatic Management of Drug Resistance Tubercolusis (PMDT) yang khusus mengelola pelayanan untuk pasien TBC RO, 9 RSMA yang menjadi RS PMDT di bawah program USAID Mentari TBC. Success treatment TBC SO USAID Mentari TB yaitu 82,87 % (2021) dan 84,2 % (2022), sementara untuk TBC RO 85,11 % (2021).USAID Mentari TB terus berkomitmen mengupayakan peningkatan kapasitas SDM kesehatan di RSMA khususnya yang terkait dengan Tuberkulosis. Keberhasilan program TB MPKU Muhammadiyah di 101 RSMA disambut baik oleh USAID untuk mengembangkan program dengan melibatkan RS Lembaga keagamaan di tahun 2024.Bersamaan dengan Hari TB Sedunia yang diperingati oleh MPKU Muhammadiyah pada tanggal 5 Juni 2024 di Yogyakarta telah dicanangkan 13 (tiga belas) Rumah Sakit di bawah 4 organisasi/ Yayasan keagamaan (NU, Pelkesi, Perdhaki dan Dompet Dhuafa) untuk bersinergi dengan Mentari TB USAID MPKU PP Muhammadiyah untuk bersama meningkatkan kualitas pelayanan TB Sensitif Obat (SO) di Indonesia.Perdhaki sebagai salah satu Lembaga keagamaan yang ikut berperan dalam sinergitas siap terlibat dalam penanggulangan Tuberkulosis untuk mempercepat eliminasi TB tahun 2030 bersama dengan MPKU Muhammadiyah. Perdhaki pun menghadiri kesepakatan kerja sama Program Mentari TB MPKU yang di launching pada tanggal 5 Juni 2023 di Yogyakarta.Keterlibatan 4 Lembaga ini dengan penerapan di 12 RS pelayanan, yaitu :
1. Lembaga Kesehatan NU (LKNU), yaitu Rumah Sakit NU Tuban, Rumah Sakit NU Demak.
2. Pelayanan Kesehatan Kristen seluruh Indonesia (Pelkesi) : RS Lende Moripa, Sumba Barat, NTT; RS Immanuel Lampung; RS Vita Pematang Siantar, Sumut; RS Sari Mutiara Lubuk Pakam, Sumatera Utara
3. Persatuan Karya Dharma Kesehatan Indonesia (Perdhaki) : RS Bunda Pengharapan Merauke; RS Marianum Halilulik Atambua; RS Maria Regina Lampung.
4. Dompet Dhuafa : RS Rumah Sehat Terpadu Bogor; RS AKA Sribwono Lampung; RS Lancang Kuning Pekan Baru, Riau.Kerja sama dengan 4 Lembaga keagamaan ini merupakan suatu kesepakatan sinergi kegiatan utnuk menanggulangi TBC sesuai dengan target eliminasi TBC tahun 20230.Untuk memastikan bahwa setiap manajemen dan pengelola program TB di 12 RS dapat menyesuaikan dan memahami peran tugas masing-masing dalam menjalankan program Mentari TB, maka akan dilakukan kegiatan Kick Off Meeting dan Workshop Sosialiasi Regulasi Layanan TBC sekaligus sosialisasi prosedur teknis pengelolaan program kepada Tehnical Officer dan Tim RS (Pimpinan RS, Middle Manager dan Perawat Klinik TB) dari 12 RS di bawah 4 organisasi/yayasan keagamaan yang telah tergabung dalam program Mentari TB USAID MPKU PP Muhammadiyah.Pelaksanaan kegiatan Kick Off Meeting dan Workshop Sosialisasi Regulasi Layanan TB ini berlangsung pada hari Kamis – Sabtu, 13 sampai dengan 15 Juni 2024, bertempat di Hotel Mercure Jakarta Simatupang, Jl. Kartini No. 18 Lebak Bulus, Jakarta.Kick Off
Kick Off merupakan rangkaian pembukaan Workshop Sosialisasi Regulasi Layanan TB, dimulai pada hari Kamis, 13 Juni 2024 pukul 09.00 – 11.30 WIB dihadiri kurang lebih 80 orang. Pertemuan diawali pembacaan doa secara muslim dengan membaca ayat suci Al-quran, dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Dilanjutkan dengan paparan ringkassan Program Mentari TB oleh Dr. dr. Pitut Aprilia Savitri, MKK sebagai Project Director Mentari TB, dan Kata Sambutan disampaikan oleh Bp. Mohammad Agus Samsudi, MM selaku Ketua MPKU Muhammadiyah. Pembukaan disampaikan oleh dr. dr. Meilina Farikha, M.Epid sebagai perwakilan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, menandai mulai Workshop Sosialisasi Regulasi Layanan TB, bersinergis dengan 4 Lembaga Organsisasi Keagamaan dan 12 Rumah Sakit.Kick Off diakhiri dengan penandatanganan kesepakatan bersama untuk penanggulangan TBC oleh semua peserta : “Siap Tingkatkan Temuan Kasus dan Tata Laksana TBC Berkualitas Guna Mendukung Eliminiasi TBC 2030 di Indonesia”
Workshop Sosialisasi Regulasi Layanan TB
Rangkaian acara selanjutnya adalah Workshop Sosialisasi Regulasi Layanan TB, yaitu pemaparan materi yang berlangsung selama 3 hari:
Kamis, 13 Juni 2024;
Penatalaksanaan TB untuk eliminasi TBC melalui Peran RS dan Kebijakan dan Tata Kelola Jejaring Eksternal TBC di daerah. (dr. Meilina Farikha, M.Epid, Direktorat P2PM Kemenkes)
Mengenal TBC, oleh Dr Bobby Anggara, SpP (RSIJ Pondok Kopi)
Algoritma Skrining TBC di Rumah Sakit, oleh dr. Eirna Syam Fitri, MMR (RS PKU Muhammadiyah Pati)
Optimalisasi Enrollment Rate di RS, oleh dr. Fitri Yanti, MKM (RSIJ Pondok Kopi)
Strategi meningkatkan Success Treatment di RS, oleh dr. Windi Pertiwi, MMR (RSM Metro Lampung)
Jumat, 14 Juni 2024
Tata Cara penyusunan dokumen Regulasi RS secara efektif dan implementatif (Pedoman-SPO) oleh dr. Desatya S., MM (RS PKU Muhammadiya Pati)
Pemaparan dan Diskusi : Regulasi TBC di RS (Skrining – Notifikasi Kasus)
Pemaparan dan Diskusi : Pemaparan TBC di RS (Regulasi Enrollment Rate)
Pemaparan dan Diskusi : Pemaparan TBC di RS (Success Treatment)
Diskusi Kelompok RS : Penyusunan Regulasi Pendukung Pencapaian (Pedoman dan SPO) mengenai Enrollment Rate, Success Treatment TBC, Penguatan Jejaring Eksternal
Prosedur Pencatatan dan pelaporan dan praktik SITB (sesi 1): Kelompok Monitoring Evaluation and Learnin (MEL)
Sabtu, 15 Juni 2024
Lanjutan Diskusi Kelompok RS : Penyusunan Regulasi Pendukung Pencapaian (Pedoman dan SPO) mengenai Enrollment Rate, Success Treatment TBC, Penguatan Jejaring Eksternal
Strategi, alur koordinasi, time line dan target program Mentari TB : Kelompok Organisasi
Lanjutan : Prosedur Pencatatn dan pelaporan dan praktik SITB (2) : Kelompok Monitoring Evaluation and Learnin (MEL)
Prosedur dan Teknis Perencanaan dan Pelaksanaan Program; Prosedur dan teknis pertanggungjawaban Keuangan Program : Technical Officer dan Financial Administration Officer
Paparan Rencana Tindak Lanjut
Penutupan oleh Direktur Project Program Mentari TB : Dr. dr. Pitut Aprilia Savitri, MKK
Pertemuan diakhiri dengan Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang akan dilaksanakan oleh 4 Organisasi di masing-masing RS implementasinya. RTL antara lain : Pengisian data dasar layanan TB di RS, Pencanangan komitmen Penanggulangan TB di RS dalam bentuk penandatanganan banner, Pembuatan Regulasi / SPO Penanggulangan TB di RS; membuat SK Tim TB RS dan SK PJ/PIC Data tB; Sosialisasi Reguasi / SPO di internal RS; pembuatan MOU RS dengan DInkes Kab/kota mengenai Logistik Obat Program dan tuberculin, Pelaoran SITB, Jejaring rujukan Laboratorium; monitoring dan pelaporan (kelengkapan dokumen, laporan narasi kegiatan dan capaian data (dashboard monthly, midterm, dan final.
Kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai optimalisasi Skrining TB, untuk penguatan jejaring Komunitas TB ditingkat Nasional dan Subnasional, antara lain Jejaring interal, jejaring external, supervise.
Periode pelaksanaan program Mentari TB adalah bulan Juni 2024 sampai Januari 2025, pelaksanan program Perdhaki Pusat dengan 3 Rumah Sakit. Struktur pelaksana program, yaitu :