Pertemuan Pengurus PERDHAKI
Dan Pemilik Rumah Sakit

Pertemuan Pengurus PERDHAKI
Dan Pemilik Rumah Sakit

Jakarta, 10 Januari  2023, jam 08.00 – 17.30

 

“Berjalan Bersama Melayani Orang Sakit”


Pengantar
Saya, Mgr. Dominikus Saku, Uskup Atambua, Delegatus Kesehatan (DelKes) KWI, mengucapkan salam jumpa dan salam sehat dalam pertemuan PERDHAKI dan Pemilik RS (Kat) kali ini. Kiranya saya mewakili para Bapa Uskup se-Indonesia, terlebih kami yang masih bergelut dengan lingkaran setan dan jalan buntu persoalan yang mendera karya pelayanan kesehatan di Keuskupan masing-masing.

Maaf di tengah segala kesibukan pasca Covid-19 dan bolak-balik perjalanan yang sangat berdekatan, saya hanya bisa mengikuti Pertemuan penting ini secara daring.
Dalam semangat Synodalitas Gereja, saya tidak memberi arahan. Saya hanya mau menghantar kita untuk makin menyadari dan menghayati Spirit Pelayanan Total yang menjadi jiwa dari hidup dan tugas perutusan kita sebagai Gereja.

Syukur, kita boleh hadir dan berbagi kisah tentang kiprah pelayanan kesehatan di lingkup RS-RS Katolik, khusus di Era Reformasi yang penuh tantangan dan disrupsi. Semoga kita saling belajar, bagaimana berdiri tegar di tengah arus akselerasi perubahan, kuatnya gelombang tantangan jaman dan gejolak kemajuan teknologi medis dan silih-bergantinya berbagai regulasi dalam pelayanan kesehatan yang sangat menantang dan bahkan mematikan. Semoga berbagai pengalaman baik pengelolaan RS Katolik jadi inspirasi untuk langkah kita ke depan.

1.  Berjalan Bersama : Persekutuan, Partisipasi, Misi

“Orang-orang miskin (sakit & malang) selalu ada padamu, tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu” (Mat 26, 11). Kondisi takdiran bumi dan manusia yang penuh kekurangan dan keterbatasan, dengan aneka persoalan hidup dan kemelut, sudah jadi konsumsi harian kita. Dikatakan planet bumi bisa beri makan 50 milyard orang. Tapi baru saja penduduk bumi mencapai 8 milyard 17 orang per 1 November 2022, kita sudah ngos-ngosan dan menjerit akibat prediksi krisis global yg mengintai seantero dunia.

Dalam 10 tahun terakhir, kita kawanan kecil merosot secara kuantitatip dari 5,2 % menjadi 3,8 % dan jatah kita dari Kue Pembangunan Nasional pasti makin kecil. Dari Panorama PERDHAKI selama 10 tahun terakhir, tercatat banyak Unit Pelayanan Kesehatan (terbanyak Klinik) yang tutup karena tidak sanggup memenuhi segala persyaratan peraturan perundangan yang berlaku, sementara banyak RS berorientasi profit dengan korporasi kuat dan berbasis agama tumbuh bagaikan cendawan di musim hujan. Di tengah arus tantangan ini, RSK dan Unit-Unit Pelayanan Kesehatan Katolik perlu makin berbenah diri, terbuka dan lapang hati berkarya dalam semangat korporatisasi dan manajemen modern, dan dalam cahaya iman, berani berjalan bersama, bergandengan tangan dengan banyak orang/pihak yang berkehendak baik, makin berani menjadikan orang-orang sakit berpartisipasi dalam upaya promotif, preventif, kuratif dan reparative kesehatan, sehingga tidak gampang dijadikan objek segala regulasi dan paket-paket program pelayanan kesehatan. Dalam melaksanakan tugas pelayanan kesehatan, RSK tetap terpanggil untuk melaksanakan misi menyembuhkan, menyehatkan dan memulihkan kehidupan sebagai terang yang bercahaya dalam diri setiap pasien sehingga lebih siap menghargai kesehatan sebagai anugerah agung Allah atas dirinya dan lebih siap menerima saat terakhir kehidupan sebagai Hari Pemulihan hidup secara sempurna dalam Tuhan. Tidak gampang berjalan bersama pasien yang sulit keadaannya karena potensi dan resiko kehilangan harapan di jalan kehidupan yang sulit dan gelap.

Saya mengutip kesaksian seorang pasien yang sudah Almarhumah: “Saya ingin sepenuhnya menyerahkan sakit ini kepada Allah; kalau Allah mengizinkan saya sembuh, pasti terjadi. Namun kalau Allah menghendaki lain, saya akan patuh kepada-Nya.”  (Kematian yang Menakjubkan, 210).

2. 6 Pilar Transformasi Pelayanan Kesehatan : The Man Behind Medical Treatment Management : Person – People Centered

6 Pilar Transformasi Pelayanan Kesehatan:
(1). Transformasi Pelayanan Kesehatan Primer
(2). Transformasi Pelayanan Kesehatan Rujukan
(3). Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan
(4). Transformasi Sistem Pembiayaan Kesehatan
(5). Transformasi SDM Kesehatan
(6). Transformasi Teknologi Kesehatan

Kita patut mengapresiasi dan menghargai setiap upaya Transformatip dan Reformatif Pelayanan Publik Pemerintah demi tercapainya kesejahteraan umum bagi semua orang. Kita berbangga dan bersyukur karena makin banyak orang memperoleh pelayanan di Faskes yang makin baik, termasuk daerah-daerah terpencil.
Kita perlu sadar, semua jenis kemajuan yang diidamkan, diupayakan dan dicapai, selalu membawa banyak tuntutan, sekaligus keterbatasan. Kita bisa terperangkap dalam banyak godaan yang memperbesar tendensi “Lapar & Haus” yang tidak tahu batas. Tidak perlu kita heran akan “Obesitas Fisik” yang melanda banyak orang jaman now. Yang lebih parah, makin menguat dan meluasnya “Obesitas Mental” yang mendorong banyak tindakan manipulatif dan koruptip di banyak bidang pelayanan publik, termasuk bidang pelayanan kesehatan, seolah terobsesi daya korosif gurita ketidakpuasan hidup. Orang lapar dan haus bukan atas makanan dan minuman, tapi atas hasrat tak terkontrol dari naluri penguasa.Gampang sekali para pasien, khususnya mereka yang paling membutuhkan layanan kesehatan, di daerah-daerah terpencil dan slum kehidupan, ditempatkan di ekor antrean pelayanan. Tidak jarang banyak pasien tak berdaya dilayani seadanya dan melalui mekanisme “kambing hitam”, dibiarkan mati dalam ketidakberdayaan.

Pelayanan Kesehatan di RSK atau unit pelayanan katolik hendaknya berdiri kokoh di atas panggilan perutusan yang berpegang teguh pada semangat pelayanan People – Personal Centered Treatment. *****

3. Humanae Vitae Di Hadapan Teknokratisasi & Birokratisasi Pelayanan Medis

Heran, di Era Reformasi, di mana kita berada di jaman menguatnya Demokrasi dan HAM (KAM & TAM), menguat juga arus Teknokratisasi, Birokratisasi dan Robotisasi dalam pelbagai ranah pelayanan publik.

Dalam konteks mentalitas berpikir Naturalistik-Humanistik-Atheistik, tercetuslah slogan “The Survival of the Fittest” (Daya tahan dari yang terkuat), yang seolah dibenarkan untuk meng-eliminir dan menghancurkan yang lemah. Orang terkesima dengan praktek Euthanasia, pengembangan teknologi stem cell, fertilisasi bayi unggul, dll., sampai lupa bahwa Allah mencipta semua yang agung justru dari hal-hal yang kecil sederhana dan menyempurnakan semuanya berdasarkan kasih.

Di bawah hembusan tendensi Efisiensi dan Efektivitas, Pengagungan Kesuksesan dan Kemajuan, Liga Pengendalian Kelahiran (Birth Control League) yang dipelopori aktivis radikal Margareth Sanger (1917), lalu dipropagandakan dan bermetamorfosis sebagai Planned Parenthood (KB) yang menghalalkan segala cara. Indonesia mempropagandakan KB dengan tagline 2 Anak Cukup, laki-laki atau perempuan sama saja. Menyusul UU Aborsi, Bantuan Sosial bersyaratkan KB marak di banyak Desa/Kampung KB, tapi dengan kondisi kesehatan dasar dan rujukan yang parah. Kita pencipta krisis berkepanjangan dan multidimensional yang berujung kematian di masa depan. Syukur, Gereja Katolik tetap berdiri kokoh membela hak kehidupan, terlebih hidup dari mereka yang paling lemah karena merekalah ciptaan kesayangan Allah yang begitu luhur. Merekalah kesayangan Allah yang patut dipertahankan, dilindungi, dirawat dan ditumbuh-kembangkan hidupnya. Semoga kita tetap terpangil untuk merawat dan memelihara semua yang kecil-lemah tak berdaya dan ditempatkan di tempat pembuangan akhir.

4. Perubahan Paradigma : Dari Mens Sana In Corpore Sano Menjadi Corpus Sanum In Mentem Sanam

Kita ingat semboyan yang terkenal di dunia formasi dan medis: Mens sana in corpore sano (Pikiran/jiwa yang sehat terdapat di dalam tubuh yang sehat). Ternyata motto ini berasal dari dunia komersial yang mengarah kepada hidup berbiaya tinggi (high cost life). Kita  diajari terus-menerus untuk mengupayakan badan yang sehat, dengan tawaran berbagai obat (supplement) dan makanan yang terbaik dan termahal. Tanpa sadar kita terpacu dan terpicu ke arah keserakahan dan kesombongan yang. Inilah penyakit kemanusiaan yang berbahaya. Kesehatan fisik-mental (manusiawi) dimulai dari hal-hal sederhana dan tanpa biaya, seperti tersenyum, menghirup udara segar sambil jogging, sapaan ramah, suasana gembira di tengah keluarga, tempat kerja, dll. Kita perlu mengembangkan pelayanan yang lebih berorientasi “Corpus Sanum in Mentem Sanam”, yakni bahwa jiwa yang sehat dan gembira menuntun seluruh organ kita menjadi sehat dari dalam diri kita sendiri. Dari pengalaman dapat diketahui bahwa orang-orang kecil daridesa-desa yang tidak biasa mengkonsumsi obat, dapat terbantu dengan obat generik yang murah dan terjangkau. Sebaiknya mereka yang terbiasa mengkonsumsi obat-obatan, terpaksa mengeluarkan ongkos besar utk obat-obat paten yang selalu meningkat permintaannya.

Semoga pelayanan kesehatan Katolik terbuka hati menerima dan menawarkan daya penyembuhan Tuhan yang Maha efisien dan Maha efektif. *****

Terimakasih, Tuhan memberkati selalu

+Dominikus Saku

Badan Pengurus PERDHAKI periode 2022 – 2026

Badan Pengurus PERDHAKI periode 2022 – 2026

Pada misa khusus,  tanggal 12 November 2022 di Wisma PERDHAKI telah dilaksanakan pelantikan Pengurus PERDHAKI terpilih periode 2022 – 2026 oleh Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu, M.S.C  yang juga menjabat sebagai Delegatus Kesehatan KWI.

Susunan Pengurus PERDHAKI periode 2022 – 2026
Ketua Emeritus   :              –  dr. Stephanus Indradjaja, MSc, PhD
                                                   –  Dr. dr. Widyastuti Sunata, MSc (PH)
                                                   –  dr. Wasista Budiwaluyo, MHA
Ketua                :                      –  dr. Antonius Roy Tjiong, MPH
Wakil Ketua   :                      –  dr. Antonius Yudianto, MARS, MH
Sekretaris      :                       –  Rm. Dr. CB. Kursmaryanto, SCJ
Bendahara     :                       – Ignatia Anita Dewayanti, SE, Akt
Komisi Kerjasama
& penggalangan dana   :   –  dr. Albert  I. Hendarta, MPH
Komisi Ilmiah  :                   – Dr. dr. JC. Prihadi Sp(U) K, MPH
Komisi Pemberdayaan UKK
& Organisasi  :                           –  dr. H. Iskandar Leman, MDM
Komisi Advokasi  & Legal  : – Brigitta Hadianto, SH
Komisi Pastoral  :                    – Sr. Theresiani, FCh

 

Perjanjian Kerjasama PERDHAKI Dengan Universitas Katolik Parahyangan Bandung

Perjanjian Kerjasama

PERDHAKI Dengan Universitas Katolik Parahyangan Bandung

Pada hari Kamis, tanggal 20 Januari 2022, telah dilakukan penanda-tanganan dokumen perjanjian kerjasama PERDHAKI dengan Universitas Katolik Parahyangan, bertempat di wisma PERDHAKI, Jl. Kramat VI/7, Jakarta.

Tujuan Perjanjian Kerjasama ini adalah dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan kerjasama di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, khususnya dalam Pendidikan Magister Manajemen Rumahsakit.

Ruang lingkup perjanjian adalah :

  1. pengembangan kurikulum berbasis kompetensi ilmu administrasi rumah sakit;
  2. penyelenggaraan kuliah umum;
  3. keikutsertaan dalam penyelenggaraan mata kuliah dengan membantu menyediakan dosen/tenaga pengajar;
  4. penyelenggaraan kegiatan bersama dalam bentuk seminar, workshop, webinar dan pelatihan di bidang administrasi rumah sakit;
  5. Penyelenggaraan kegiatan bersama di bidang pemasaran Program Studi Magister Administrasi Bisnis peminatan administrasi rumah sakit.

Pada acara tersebut, PERDHAKI di wakili langsung oleh Ketua PERDHAKI (dr. Wasista Budiwaluyo, MHA) dan Universitas Katolik Parahyangan di wakili oleh Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Katolik Parahyangan  Bandung (dr. Pius Sugeng Prasetyo).

Penandatanganan Kerjasama
Penandatanganan Kerjasama
Ketua PERDHAKI & Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UnPar Bandung
Ketua PERDHAKI & Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Parahyangan Bandung

Foto Bersama Setelah Penandatanganan Kerjasama
Foto Bersama Setelah Penandatanganan Kerjasama

 

 

Penghargaan dari Kementerian Kesehatan Dalam Upaya Pencegahan dan Pengendalian COVID-19

Baru-baru ini kita mendapat penghargaan dari Kementerian Kesehatan dalam upaya terus-menerus mendukung pemerintah dalam pencegahan dan pengendalian virus COVID-19.

Kehormatan ini kami teruskan kepada rekanan, individu, rumah sakit serta fasilitas-fasilitas kesehatan yang ikut bersama-sama di dalam Perdhaki.

Ayo kita teruskan semangat berkobar-kobar, meningkatkan pelayanan dalam cinta kasih, mengikuti suara hati dan setia dalam pelayanan kita sambil melakukan protokol kesehatan. Sampai semua berangsur-angsur kembali normal karena kita sudah adaptasi kebiasaan baru.

Tali Kasih Klinik St. Robertus – Jayapura

Salah satu upaya Klinik St. Robertus – Jayapura memberikan pelayanan kesehatan tidak selalu dilakukan di klinik namun juga memberikan perhatian dan edukasi kepada masyarakat dengan mendatangi tempat tinggal mereka bagi yang membutuhkan. Senyum sukacita dan bahagia terpancar dari wajah nan polos mendapat bantuan Bama COVID19.



Bersyukur dan gembira adalah makna kebahagiaan yang tidak dapat diukur dengan materi

Selamat Warga dengan Selamatkan Petugas Kesehatan dari Ancaman COVID-19

Selamat Warga dengan Selamatkan Petugas Kesehatan dari Ancaman COVID-19

Kasus   Covid-19 yang  terus meningkat, dari semula hanya 2 kemudian  dalam sebulan (tanggal 29 Maret 2020) dengan cepat melampaui 1200 kasus.  Kematian karena Covid-19, yang  semula nol, dalam sebulan (tanggal  29 Maret 2020) menjadi  lebih dari 110kematian.  Diperkirakan kasus akan terus melonjak dalam 1- 2 bulan mendatang, antara lain karena himbauan Pemerintah untuk  “Social Distancing” belum  ditaati oleh sebagian masyarakat.

Dengan terus meningkatnya kasus positif  Covid-19, maka akan meningkat pula pasien yang perlu dirawat di RS , diantaranya adalah mereka  yang dalam keadaan kritis yang wajib dirawat di ruang ICU. RS pemerintah yang dijadikan RS Rujukan belakangan tidak lagi mampu menampung  pasien Covid-19 yang terus mengalir dengan deras.

Sedangkan RS swasta yang semula menjadi lapis kedua, mulai dibanjiri pasien karena RS rujukan pertama pun sudah penuh sesak.

Seluruh RS di tanah air mulai kekurangan Alat Pelindung Diri (APD)  yang  terdiri dari Masker , Masker N95 , Surgical Face mask, Masker ear loop), Hazmat, Gloves (sarung tangan), Sepatu boot, Shoes-cover, kacamata Google, Head-cap, Face-shield dan sebagainya.

Di Indonesia ada 92 RS  Katolik  yang bergabung pada Perkumpulan Karya Dharma Kesehatan Indonesia (PERDHAKI) didukung oleh lebih dari 250 dokter spesialis, lebih dari 800 dokter umum, lebih dari 7500 perawat/bidan dengan Delegatus Kesehatan: Mgr. B.E. Rolly Untu, MSC. RS Katolik ini tersebar di seluruh penjuru Nusantara mulai dari Medan sampai Merauke, yang juga berjuang untuk mengatasi kelangkaan APD. Diharapkan kita semua merapatkan barisan dan menyingsingkan lengan baju, serta mengulurkan tangan bagi penderita COVID-19 maupun petugas kesehatan, mulai dari industri diharapkan membantu memproduksi APD berkualitas namun terjangkau, bagi para dermawan kami mengetuk hati dan bela rasa agar turut meringankan beban ini dengan berbagi dan menyisihkan sebagian dana yang akan digunakan untuk pengadaan APD yang berkualitas. Bersama kita dapat mengarungi badai Corona ini, seraya memanjatkan doa memohon kerahiman ilahi.

Bantuan dana dapat juga dikirimkan ke kantor Pusat Perdhaki, untuk kemudian akan disalurkan kepada RS-RS yang membutuhkan. Rekening PERDHAKI  sebagai berikut :

Bank BCA, cabang Gondangdia, Jakarta Pusat, DKI JAKARTA.
No Rekening :  455.3009645
Atas nama : PERDHAKI

Catatan: Perdhaki setiap diaudit oleh akuntan publik, hasil audit selama ini membuktikan diri sebagai lembaga yang telah berhasil menegakkan good governance, akuntabilitas dan transparansi dengan hasil Wajar Tanpa Syarat.

Corona Virus Expert Help Desk

Corona Virus Expert Help Desk

PERDHAKI sedang meluncurkan Expert Help Desk sebagai bagian dari Satgas COVID-19

PERDHAKI sedang meluncurkan Expert Help Desk sebagai bagian dari Satgas COVID-19 yang akan menjadi sumber informasi bagi Unit Kesehatan Katolik dalam menghadapi COVID-19 sebagai komunitas pelayanan. Fokus utama adalah (a) standard operating procedures: penatalaksanaan dan pengobatan; (b) prevensi dan mitigasi; (c) menyalurkan bantuan alkes dan supply chain lainnya; (d) pemahaman tentang risiko; (e) membangun ketangguhan sistem pelayanan kesehatan dalam masa tanggap darurat COVID-19. Fokus lain akan ditambahkan sesuai dengan perkembangan situasi.

Expert Helpdesk PERDHAKI terdiri atas: Dr. Sugiharto (RKZ, Surabaya); Dr. Paulus Susilo (RS Karitas, Palembang), Dr. Arifin (RSSt. Maria, Pekan Baru

Maklumat COVID-19

Di bawah ini beberapa catatan bagaimana PERDHAKI menanggapi wabah ini:

  • Menjaga jarak (social distancing) dalam rangka menjamin kesehatan dan keamanan kita bersama: tidak bersalaman ketika bertemu cukup menganggukkan kepala, tidak berkerumun.
  • Tetap tangguh (resilient) dalam menjalankan layanan, seraya berdoa mohon perlindungan dan kerahiman ilahi dalam menjalankan tugas.
  • Menjaga hygiene dan kebersihan lingkungan: cuci tangan pakai sabun selama 20 detik, pakai sarung tangan steril, masker (jika memungkinkan N-95), dan Alat Pelindung Diri jika bersentuhan dengan PDP dan OPD.
  • Mendorong kesetiakawanansosial dengan menggalang dana solidaritas untuk disumbangkan pada Unit Kesehatan Katolik yang melayani penderita COVID-19.

Gerakan Bersama Menuju Eliminasi TBC 2030

Gerakan Bersama Menuju Eliminasi TBC 2030

Rabu, 29 Januari 2020  Sr. Margaretha, FSGM mewakili PERDHAKI untuk menghadiri  undangan  Kegiatan Kunjungan Kerja Kesehatan Presiden RI dalam rangka “Gerakan bersama menuju Eliminasi TBC  tahun 2030”  di  Cimahi Techno Park, Kota Cimahi.

PRESIDEN RI, Joko Widodo secara resmi mencanangkan Gerakan Bersama Menuju Eliminasi TBC 2030 yang berlangsung di Gedung Cimahi Technopark Jalan Baros, Kota Cimahi. Dihadiri bersama dengan 34 orang Gubernur, 119 orang Bupati dan Walikota se-Indonesia serta sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju. Sebelum memberi sambutan, Presiden yang akrab disapa Jokowi ini sempat mengajak tamu untuk melakukan gerakan TOSS dengan mengangkat tangan kanan ke arah depan. TOSS adalah kepanjangan dari “Temukan Obati Sampai Sembuh”.

Dalam sambutannya  Pak Presidan mengatakan “Saya datang ke sini karena sehat, termasuk bapak dan ibu yang hadir di sini juga sehat, dan saya harapkan seluruh masyarakat juga sehat, karena lima tahun kedepan kita ingin memiliki SDM unggul, makanya harus sehat semua”

“Saya ingin mendukung kegiatan ini. Percuma kalau masyarakatnya enggak sehat, karena bisa merembet ke mana-mana. Oleh karena itu saya sangat menghargai, baik puskesmas, yayasan, dan kader yang bergerak dalam penanggulangan TBC” jelasnya.

Eliminasi TBC  th 2030  perlu diupayakan  lintas sektoral.  Perlu kerja keras  dari semua pihak,  bukan  hanya  sektor  kesehatan. Memerangi  persoalan  TBC  ini  bukan  persoalan  yang  gampang.  TBC  merupakan  permasalahan  global.

Keberhasilan  memberantas  TBC  adalah kolaborasi  semua elemen,  yaitu Pemerintah,  masyarakat  dan  swasta.  Pembangunan rumah sehat  bagi  masyarakat   dengan  rumah  tak layak huni  menjadi tantangan  dalam  eliminasi   TBC  di  Indonesia.

Fokus   kita  bukan hanya  pada segi  kurative  saja,  akan tetapi  segi  preventive  atau pencegahan  penyakit  sangat  penting“  kata Pak Jokowi.

Sedangkan  Menteri Kesehatan, Bapak  Terawan Agus Putranto juga  memberikan sambutannya. Beliau    antara lain  mengatakan  :  “  Pembrantasan  TBC  menjadi  prioritas  pembangunan  kesehatan  selain  menurunkan AKI / AKB,  STUNTING  dan  JKN.

Bapak Arifin  Panigoro, Anggota Dewan  Pertimbangan Presiden sekaligus Ketua Forum  STBPI,

dalam sambutannya antara lain mengatakan “Memang  mengatasi TBC  perlu dukungan banyak  sektor. Terutama dari segi infrastruktur,  sebab kuman  TBC  semakin melayang – melayang  ditempat  yang lembab, apabila  kurang cahaya matahari  yang masuk  dan kurang ventilasinya. Kepadatan lingkungan juga mempermudah penularan  antar  individu “ pungkasnya.

Pak Presidan juga berkenan  berbincang   dengan   2  (dua) orang kader masyarakat. Dan seperti biasa : mereka mendapat hadiah  masing-masig  1 buah  sepeda dan  album kenangan  foto mereka ketika bincang-bincang  dengan  Pak Jokowi.

Sebagai  penutup acara  sambil  ”TOSS ”  menempelkan  telapak tangan pada gambar  yang telah disiapkan;  Bapak Presiden secara resmi  mencanangkan   Gerakan  bersama  menuju  Eliminasi  TBC  tahun 2030.

Presiden sedang berbincang dengan Kader
Bapak Jokowi sedang berbincang dengan Kader

Kegiatan Kunjungan Kerja Kesehatan Presiden RI
Sr. Margaretha, FSGM di Cimahi mengikuti kegiatan Gerakan Bersama Menuju Eliminasi TBC 2030

Bimbingan Teknis Assessment Menuju Klinik Pratama

Bimtek Assessment Klinik Pratama Pulitoben – Adonara
Kunjungan Tim Pendamping Persiapan Akreditasi Klinik Pratama
di Klinik Pratama Pulitoben – Witihama, Flores Timur – NTT

Bimtek Assessment Klinik Pratama Santo Fransiskus Asisi – Ratedosa tgl 20-22 September 2019
Kunjungan Tim Pendamping Persiapan Akreditasi Klinik Pratama Santo Fransiskus Asisi – Ratedosa milik Yayasan Mere Marie Joseph

 

Bimtek Assessment Klinik Pratama St. Rafael – Lahurus
Kunjungan Tim Pendamping Persiapan Akreditasi Klinik Pratama ke
Klinik Pratama St. Rafael Lahurus, Desa Fatulotu Kec. Lasiolat, Kab. Belu