KUNJUNGAN MONITORING BEASISWA
Permasalahan tenaga kesehatan di Indonesia saat ini masih menjadi isu yang hangat, terlebih di daerah yang sulit terjangkau. Salah satu hal yang menjadi kendalanya adalah akses transportasi dan komunikasi sehingga minat tenaga kesehatan untuk bekerja di daerah terpencil semakin kurang diminati, sedangkan kebutuhan tenaga kesehatan di daerah pelosok sudah mendesak dan secara kuantitas juga harus ditingkatkan.
Untuk membantu memperkecil permasalahan itu maka ada upaya bagi unit kesehatan anggota PERDHAKI memberikan kesempatan bagi staffnya dengan melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Didukung ketersediaan dana maka PERDHAKI memberikan beasiswa bagi unit yang mengajukan permohonan beasiswa bagi staffnya untuk pendidikan di bidang yang terkait dengan kesehatan. Kelak sesudah menyelesaikan pendidikan maka akan ditempatkan pada posisi yang lowong di lokasi unit kerja yang membutuhkan. Secara khusus untuk wilayah Indonesia Timur.
Beberapa wisudawan yang telah menyelesaikan pendidikan, diantaranya berasal dari unit kerja di Merauke dan Kupang. Saat ini sudah menempati posisi yang memang membutuhkan orang dengan pendidikan yang tepat. Agar tujuan pemberian beasiswa berjalan dengan baik dan berjalan lancar maka dilakukan kunjungan monitoring ke beberapa tempat. Pada bulan Oktober 2016 kunjungan monitoring mengarah ke Maluku.
Persinggahan pertama menuju kota Ambon menemui Ketua Perdhaki Wilayah Maluku yaitu Rm. Simon Matruty, PR. Bersama beliau, kami mengunjungi Pimpinan Tarekat PBHK dan TMM. Juga menyempatkan diri untuk berkunjung ke Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku di Ambon, sangat beruntung karena Bpk. Hairudin Rasako, S.KM., M.Kes. Rasako sedang berada ditempat dan menerima kedatangan kami. Secara umum disampaikan bahwa beasiswa diberikan kepada unit anggota PERDHAKI dibutuhkan dukungan bagi mahasiswa yang sedang study di Poltekkes Kemenkes Maluku.
Perjalanan dilanjutkan ke Langgur untuk singgah ke RS. Hati Kudus dan Poltekkes Kemenkes Maluku Program Study Keperawatan di Tual. Selain itu juga sempat bertemu dengan Sr. Sara Heatubun PBHK dan Sr. Ida Jeujanan, TMM. Perbincangan lebih fokus kepada kemajuan mahasiswa yang mendapat beasiswa dan kelancaran administrasi.
Nampak ada beberapa kendala yang perlu didiskusikan bersama antara lain masalah komunikasi yang tidak lancar/terhambat sehingga menimbulkan administrasi pembayaran uang kuliah yang tertunda. Hasil study yang tidak segera keluar juga menjadikan hambatan dalam pelaporan. Banyak hal yang perlu menjadi perhatian dan pembelajaran di masa yang akan datang seperti pemilihan/penunjukan calon mahasiswa dan lembaga pendidikan yang dituju. Untuk terjalinnya kerjasama dan hasil yang baik maka diupayakan pengambilan keputusan yang terbaik atas dasar kesepakatan. (ndr)