Kegiatan Advokasi dan Sosialisasi Imunisasi Pentavalen Tahun 2014 oleh PERDHAKI di Keuskupan Manado dan Kupang

I. LATAR BELAKANG
Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum perlu diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945 melalui Pembangunan Nasional yang berkesinambungan berda-sarkan Pancasila dan UUD 1945.
Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden). Penyakit menular masih merupakan masalah, sementara penyakit degeneratif juga muncul sebagai masalah. Penyakit menular tidak mengenal batas wilayah administrasi, sehingga menyulitkan pemberantasannya.
Upaya preventif dan promotif merupakan salah satu upaya untuk melakukan menurunkan angka kesakitan. Penyakit menular pada anak bayi sampai dengan balita pemberian imunisasi merupakan upaya prioritas yang dapat dipilih oleh semua wilayah mengingat bahwa imunisasi merupakan upaya yang efektif dan diperlukan oleh semua daerah.
Kegiatan imunisasi diselenggarakan di Indonesia sejak tahun 1956. Mulai tahun 1977 kegiatan imunisasi diperluas menjadi Program Pengembangan Imunisasi (PPI) dalam rangka pencegahan penularan terhadap beberapa Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) yaitu Tuberkulosis, Difter, Pertusis, Campak, Polio, Tetanus serta Hepatitis B.
Beberapa penyakit yang saat ini menjadi perhatian dunia dan merupakan komitmen global yang wajib diikuti oleh semua negara adalah eradikasi polio (ERAPO), eliminasi campak – pengendalian rubella (EC-PR) dan maternal Neonatal Tetanus Elimination (MNTE).
Pada tahun ini pemerintah mencanangkan pemberian Imunisasi Pentavalen yang digunakan untuk pencegahan terhadap difteri, tetanus, pertusis (batuk rejan), hepatitis B dan infeksi Haemophilus Influenzae tipe b dengan cara simultan.
Perdhaki yang memiliki kekuatan di level masyarakat melalui tokoh agama diharapkan dapat melakukan Sosialisasi kepada 2 Keuskupan (Keuskupan Manado dan Kupang) di 5 Kabupaten Kota (Manado, Tomohon, Bitung, Kupang dan TTS).

II. Waktu : Kegiatan ini dilaksanakan di bulan Oktober s/d November 2014
III. Nara Sumber :
1. Pusat Promkes – Kemenkes / Subdit Promkes – Propinsi
2. Subdit Imunisasi – Kemenkes / Subdit Imunisasi – Propinsi
3. Perdhaki Pusat / Keuskupan Setempat

IV. PESERTA : Peserta Advokasi dan Sosialisasi Imunisasi di masing – masing tempat sebanyak 40 s/d 50 orang yang terdiri dari
1. Guru Sekolah
2. Biarawan / ti
3. Pastor / Anggota Dewan Paroki
4. Keuskupan
5. Tenaga Fasilitas Kesehatan Swasta
6. Dinas Kesehatan

V. PROSES DAN HASIL KEGIATAN
Setiap sesi dalam Advokasi dan Sosialisasi Imunisasi memiliki tata tertib acara antara lain
1. Pembukaan / Kata Sambutan dari :
a. Pusat Promkes – Kemenkes / Subdit Promkes – Propinsi
b. Subdit Imunisasi – Kemenkes / Subdit Imunisasi – Propinsi
c. Perdhaki Pusat / Keuskupan Setempat
d. Perdhaki Wilayah

2. Penyajian materi oleh :
2.1 Muhani, SKM M.Kes dari Pusat Promkes – Kemenkes / Subdit Imunisasi – Dinkes Propinsi : dengan Materi Peran Promosi Kesehatan Dalam Mendukung Peningkatan Cakupan Imunisasi
2.2 Dr Yuliandi dari Subdit Imunisasi – Kemenkes / Subdit Imunisasi – Propinsi dengan materi : Program Imunisasi Di Indonesia Dan Introduksi Vaksin Dpt-HB-Hib (Pentavalent)
2.3 Dr Felix Gunawan dari Direktur Eksekutif – PERDHAKI / Keuskupan Setempat: Peran Perdhaki / Gereja Dalam Pelaksanaan Program Imunisasi

3. Diskusi, tanya jawab / Sharing dari peserta, yang diresponi oleh Peserta dengan cukup antusias
4. Kesimpulan & rekomendasi
4.1 Tersosilasikan Imunisasi Pentavalen dan Imunisasi dasar kepada Guru, Biarawan/ti/ Keuskupan, Petugas Kesehatan sejumlah 42 orang
4.2 Sie Imunisasi Propinsi NTT akan melibatkan Fasilitas Kesehatan swasta agar dapat ikut terlibat dalam pemberian imunisasi
4.3 Perdhaki Wilayah agar dapat menjangkau yang di daerah masih di pedalaman dengan melakukan sosialisasi
4.4 Guru – guru akan mensosialisasikan di sekolah

Translate »