Hari TB Sedunia Tahun 2012

HARI TB SEDUNIA TAHUN 2012

Latar Belakang
Sejak tahun 1993 World Health Organization (WHO) – organisasi kesehatan sedunia – menyatakan bahwa tuberkulosis (TB) merupakan kegawatdaruratan global bagi kemanusiaan. Walaupun terdapat strategi kesehatan masyarakat yang paling efektif dalam penanggulangan TB, yaitu dengan strategi Directly Observed Treatment Shortcourse (DOTS), beban penyakit TB masih tinggi. Saat ini Indonesia sudah menempati peringkat yang lebih baik yaitu peringkat kelima untuk penyakit TB di dunia.
Berbagai permasalahan yang ditemui dalam penanggulangan TB, baik dari segi klinis maupun program menyebabkan perlunya penyebaran informasi di kalangan medis dan paramedis secara lebih luas. Peringatan Hari TB Sedunia Tahun 2012 mengusung tema “Bersatu Menuju Indonesia Bebas TB” dengan tujuan mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk dapat mengendalikan Tuberkulosis sehingga Indonesia terbebas dari penyakit ini. Dalam rangka menyambut World TB Day (Hari TB Sedunia) pada tanggal 24 Maret 2012 ini, Kementerian Kesehatan RI dengan beberapa organisasi kesehatan bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan mitra lainnya, menyelenggarakan acara sebagai berikut :

1. Lomba Poster dengan tema “Towards a World Free of TB” dan topiknya adalah :
-Kesehatan Masyarakat dan Pemberdayaan Komunitas,
-Penelitian Biomedis dan Ilmu Dasar
-Pengalaman Klinis Lapangan.
Poster-poster yang dibuat oleh para peserta tersebut dipresentasikan pada acara Simposium Nasional tanggal 31 Maret 2012 untuk menentukan pemenangnya.

2. Simposium Nasional: pada hari Sabtu tanggal 31 Maret 2012, pk. 08.00-17.00, bertempat di Gedung Menara 165, Kav. I, Jl. Letjen. TB Simatupang 12430.

Tujuan Umum: tersebarnya informasi dan pengetahuan terkini mengenai TB di kalangan medis, awam, dan lembaga swadaya masyarakat di Indonesia

Tujuan Khusus: tersosialisasinya informasi mengenai program TB Care, DOTS, DOTS Plus, dan International Standard of TB Care (ISTC)

3. Fun Bike dan Jalan Sehat TB, yang diselenggarakan pada hari Minggu, 1 April 2012 pk. 07.30-10.00, dilanjutkan dengan acara hiburan dan Door Prize, sampai pk. 12.00.

Tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk membangkitkan kesadaran pada tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat Indonesia, bahwa TB sampai saat ini masih merupakan masalah epidemik di seluruh dunia. Di samping itu juga untuk membangkitkan kesadaran masyarakat bahwa perlu upaya bersama dari berbagai pihak di Indonesia baik itu dari legislatif, eksekutif, yudikatif, sektor swasta, masyarakat, dan media, secara terarah, terukur, terkoordinasi dan berkesinambungan mengatasi masalah TB di Indonesia sehingga target eliminasi total dapat tercapai.

Partisipasi Perdhaki
Perdhaki sebagai salah satu sub-recipeint (SR) SubDirektorat TB KemenKes, ikut berpartisipasi dalam memeriahkan dan menyukseskan acara tersebut melalui Fun Bike dan Jalan Sehat. Untuk Fun Bike, kami mengajak teman-teman Komunitas Sepeda Carolus-Paseban sebanyak 82 orang dan untuk jalan sehat diikuti oleh 34 orang anggota keluarga besar Perdhaki. Seluruh peserta Fun Bike dan jalan Sehat diperkirakan sekitar 8.000 orang yang terdiri dari bapak/ibu, tua/muda, remaja dan anak-anak dengan semangat dan ceria menikmati suasana gembira dan begitu menyenangkan, sehingga untuk peserta jalan sehat dari Monas sampai Bundaran HI dan kembali ke Monas yang berjarak kurang lebih 7 Km, tidak terasa sudah kembali lagi ke Monas. Sedangkan peserta Fun Bike dari Monas sampai ke Ratu Plaza kembali ke Monas., dengan jarak kira-kira 14 Km.
Secara keseluruhan semua acara berlangsung dengan baik. Khususnya untuk Acara Fun Bike dan Jalan Sehat, diawali dengan sambutan dan pelepasan balon oleh Menko Kesra, Bp. Agung Laksono, didampingi Dirjen Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE), Kepala Subdirektorat TB, drg. Dyah Erti Mustikawati, MPH, dan Koordinator non-government organization (NGO), drg. Devi Yuliastanti.
Acara Fun Bike dan Jalan Sehat dimeriahkan/dihibur oleh Ondel-Ondel, Tanjidor, Calung, Band, Lawak Bolot, dan kawan-kawan, serta akrobat sepeda polygon. Acara hiburan diselingi dengan pembagian door prize antara lain berupa 2 buah Motor Honda sebagai hadiah utama, 10 buah sepeda Polygon, TV, dispenser, handphone, magic com, dan barang elektronik lainnya. Namun saying, tak satu pun hadiah jatuh ke tangan keluarga Perdhaki dan Carolus.
Agar acara lebih meriah lagi, selama hiburan berlangsung, pembawa acara menyampaikan pesan-pesan dan mengajukan pertanyaan pertanyaan seputar TB, antara lain apa itu penyakit TB, penyebabnya, gejalanya, pengobatannya, apakah bisa sembuh, bagaimana pencegahan, dll, kepada peserta yang dapat menjawab diberikan hadiah hiburan. Juga menghimbau peserta apabila ada yang menderita sakit batuk-batuk berdahak, 2 minggu atau lebih, segera berobat ke Pelayanan Kesehatan terdekat (RS, Puskesmas, BP), akan dilakukan pemeriksaan dahak dan bila positif menderita TB akan diberikan pengobatan gratis sampai sembuh.
Acara hiburan dan door prize yang menarik ini membuat sebagian besar peserta bertahan menyaksikan sampai acara selesai pk. 12.00, meskipun harus menahan teriknya panas matahari siang.
Penutup
Demikianlah serangkaian acara untuk memeriahkan Hari TB Sedunia Tahun 2012 ini. Semoga pesan-pesan yang disampaikan kepada peserta baik pada waktu Simposium maupun saat hiburan setelah Fun Bike dan jalan sehat, dapat membuat masyarakat lebih paham dan peduli lagi pada penyakit TB, sehingga harapan Indonesia bebas TB dapat tercapai. (JF)

Keluarga besar PERDHAKI – peserta jalan sehat HTBS 2012

Keluarga besar PERDHAKI peserta jalan sehat HTBS 2012 sedang diwawancarai Metro TV

Peserta Fun Bike

KUSTA: INDONESIA PERINGKAT KE – 3

Setelah India dan Brasilia, Indonesia menempati urutan ketiga dalam endemi kusta di dunia. Pada tahun 2010, dilaporkan 17.012 kasus baru dan 1.822 (10,71%) di antaranya ditemukan dalam keadaan cacat tingkat II (cacat yang tampak). Selanjutnya 1.904 kasus (11,2%) adalah anak-anak. Keadaan ini menunjukkan penularan penyakit kusta masih ada di masyarakat dan keterlambatan penemuan kasus masih terjadi. (dari Wikipedia).

Kenali kusta
Penyakit kusta adalah penyakit menular menahun dan disebabkan oleh kuman kusta (mycobacterium leprae) yang menyerang kulit, syaraf tepi dan jaringan tubuh lainnya. Terdapat dua jenis penyakit kusta: kusta kering atau pausi basiler dan kusta basah, atau multi basiler.

Gejala penyakit kusta
Gejala awal: Kelainan kulit berupa bercak putih seperti panu atau pun bercak kemerahan yang kurang rasa atau pun mati rasa, tidak ditumbuhi bulu, tidak mengeluarkan keringat, tidak gatal dan tidak sakit, sehingga penderita seringkali tidak merasa terganggu.
Gejala lanjut: Ditandai dengan adanya KECACATAN pada:
-mata tidak bisa menutup, bahkan sampai buta;
-mati rasa pada telapak tangan,
-jari-jari tangan kiting, memendek (absorbsi) dan putus-putus (mutilasi),
-lunglai,
-mati rasa pada telapak kaki,
-jari-jari kaki kiting, memendek dan putus-putus,
-semper.
Cacat kusta terjadi karena kuman kusta yang menyerang syaraf pada penderita yang terlambat ditemukan dan terlambat diobati.

Bukan disebabkan oleh
Kusta disebabkan oleh kuman kusta, bukan disebabkan oleh: kutukan, keturunan, dosa, guna-guna, makanan. Anggapan yang salah di masyarakat menyebabkan keterlambatan berobat ke pelayanan kesehatan, sehingga terjadi kecacatan.

Penularan
Penyakit kusta hanya mengenai seseorang yang kondisi /kekebalan tubuhnya lemah dan kontak yang lama dengan penderita kusta tipe basah yang tidak diobati. Penularan dapat terjadi melalui pernafasan dalam waktu yang lama. Oleh karena itu penderita kusta tidak perlu ditakuti atau dikucilkan.

Pencegahan
Imunisasi BCG pada bayi membantu mengurangi kemungkinan terkena kusta. Segera berobat ke Puskesmas bila mengalami kelainan kulit berupa bercak mati rasa. Cacat kusta dapat dicegah dengan minum obat dan periksa ke Puskesmas secara teratur.

Pengobatan penyakit kusta
Obat untuk menyembuhkan penyakit kusta dikemas dalam blister (keping) yang disebut multi drug therapy (MDT). Untuk jenis kusta basah obat harus diminum selama 12 bulan, sedangkan untuk jenis kusta kering obat harus diminum setiap hari selama enam bulan. Obat kusta dapat diperoleh gratis di Puskesmas. Penyakit kusta dapat disembuhkan tanpa cacat bila penderita minum obat secara teratur sesuai aturan dan petunjuk dari petugas kesehatan. **els

Sumber: Liflet ‘Kenali Penyakit Kusta Sejak Awal’ berlogo Bakti Husada.

Translate »