Instrumen Selft Assesment AKreditasi Puskesmas 2023 Standar Akreditasi Klinik Pelantikan Pengurus Perdhaki Regio NTT oleh Delegatus Kesehatan KWI ( Meliputi 7 Perdhaki Wilayah )
Pelaksanaan RAPIM PERDHAKI Tahun 2023
Peraturan-peraturan baru tentang perumah-sakitan dan makin ketatnya pengawasan pihak berwenang (Kemenkes, BPJS) atas ketaatan pada aturan-aturan tersebut, menyebabkan rumah-sakit harus segera bebenah diri dan mengatur strategi baru. Beberapa RS katolik di wilayah tertentu, berhasil mendapat dukungan dari Pemda, untuk mengatasi kelangkaan SDM (khsususunya dokter spesialis) dan peralatan inti sesuai standard.
Penggabungan kekuatan antar RS katolik, telah terbukti dapat menjaga keberlangsungan-karya RS dan meningkatkan kinerja RS. Dilain pihak, RS yang stand-alone terbukti sulit mengatasi tantangan yang ada dan ber-resiko untuk terpuruk.
RAPIM Perdhaki tahun 2023 dilaksanakan di Palembang dengan tuan rumah Charitas Crup pada tanggal 27 – 30 Juli 2023. Dengan tema : Membangun aliansi yang ber-sinergi untuk menghadapi tantangan.
RAPIM dibuka oleh Bp. Asisten Pemerintahan dan Kesra Prov. Sumsel : Bpk drs. H. Edward chandra MH
Misa pembukaan dipimpin oleh : Romo Felix Astono Atmojo SCJ – Vikjen Keuskupan Agung Palembang.
Misa Penutup dipimpin oleh : Mgr. Aloysius Sudarso SCJ, Uskup Emeritus Keuskupan Agung Palembang.
Peserta yang hadir mencakup : 190 peserta dari RS Unit Anggota Perdhaki seluruh Indonesia

PELAKSANAAN KICK OF DAN SOSIALISASI PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK DI KEUSKUPAN ATAMBUA
- LATAR BELAKANG
Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 260 juta jiwa, berupaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakatnya. Program promotif dan preventif seperti program GERMAS, PHBS, Imunisasi/Vaksinasi, merupakan upaya yang luas untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mencegah penyakit yang dapat dicegah dan meningkatkan stamina masyarakat agar tidak tertular penyakit menular. Data dari Kementrian Kesehatan menunjukkan Angka Kematian ibu (AKI) masih pada kisaran 305 per 100.000 Kelahiran Hidup. Angka ini belum mencapai taget yang ditentukan yaitu 183 per 100.000 KH di tahun 2024. Data Kementerian Kesehatan tahun 2022 tentang menunjukkan NTT termasuk 6 propinsi pervalensi kematian ibu tertinggi dan 3 propinsi pervalensi kematian bayi tertinggi di Indonesia. Karena itu perlu ada upaya Bersama Untuk menurunkan angka kematian ibu hamil/melahirkan/menyusui dan angka kematian bayi neonatal=è dengan mengatasi akar permasalahan.
USAID MOMENTUM adalah program USAID yang dilaksanakan oleh JHPIEGO bekerja sama dengan PERDHAKI diharapkan dapat meningkatkan kesehatan ibu dan bayi baru lahir, melalui kesiapan tenaga kesehatan (di rumah sakit dan klinik) untuk memberikan pelayanan kesehatan yang baik secara profesional, tepat dan tepat waktu.
2. TUJUAN
Memperkuat jaringan dalam upaya menurunkan kematian ibu dan bayi baru lahir melalui peningkatan keberlanjutan pelayanan ibu dan bayi baru lahir yang berkualitas, pelibatan masyarakat dan meningkatkan kualitas data untuk pengambilan keputusan.
3. HARAPAN KERJASAMA
- Dapat meningkatkan kesehatan ibu dan bayi baru lahir, melalui: – Kesiapan tenaga kesehatan (di rumah sakit dan klinik) untuk memberikan pelayanan kesehatan yang baik secara profesional, tepat dan tepat waktu. – Akan meningkatkan sistem rujukan di semua penyedia layanan kesehatan di provinsi tersebut, sehingga tidak ada keterlambatan dalam memberikan layanan yang dibutuhkan masyarakat.
- Kolaborasi yang baik antara Pemerintah dengan pihak swasta/LSM akan mensinergikan dan memperkuat pelayanan.
- Keterlibatan masyarakat dalam program ini, akan menjamin partisipasi aktif masyarakat, sehingga masyarakat akan lebih sadar dan lebih partisipatif serta lebih aktif dalam mengambil Tindakan.
4. BENTUK KEGIATAN
- Memberdayakan 1 RS anggota PERDHAKI: – Meningkatkan kualitas layanan Kesehatan – Menjadi mentor RS-RS lain
- Memberdayakan 1 RS anggota PERDHAKI: – Meningkatkan kualitas layanan Kesehatan – Menjadi Pembina klinik
- Memberdayakan 4 Klinik anggota PERDHAKI: – Meningkatkan kualitas layanan Kesehatan – Menjadi Pembina masyarakat
- Memberdayakan masyarakat di 4 paroki: KAP lebih baik, lebih terlibat dlm upaya kes ibu & bayi (penyadaran keluarga, deteksi resiko, bantuan, dukungan)
5. HASIL PERTEMUAN KICK OFF
Kegiatan Kick off dan Sosialiasi Program dilaksnakan di Atambua tanggal 26 – 28 Mei 2023. Pertemuan dihadiri oleh :
- Bapa Uskup Keuskupan Atambua yang sekaligus Delegatus Kesehatan KWI
- MCGL
- Dinas Kesehatan Propinsi NTT
- Dinkes Kab. TTU
- 4 Pimpinan Klinik( Klinik St Nirmala – TTU, Klinik St Elisabeth – Kiupukan, Klinik Bakhita Nurobo – Malaka, Klinik St Rafael -Lahurus )
- 2 RS/ Yayasan : RS Carolus Borromeus – Kupang, RS Marianum – Halilulik
- Perwakilan Dekenat Malaka
- Perwakilan Dekenat Atambua,
- Paroki
Nara sumber :
- Perdhaki Pusat.
- Dinkes Propinsi NTT
- Bapa Uskup Dominikus Saku Keuskupan Atambua.
- Keuskupan Ruteng
- Keuskupan Agung Ende
Bapa Uskup menyampaikan Para Dokter dan Pelayan Medis, khususnya Pelayan Medis Katolik, sungguh tampil sbg “Pahlawan Kemanusiaan” yg kerja all out utk kemajuan kesehatan banyak orang.
HASIL KESEPAKATAN KICK OFF
1.Dukungan dari Dinas Kesehatan Propinsi NTT terhadap layanan kesehatan swasta yang akan membantu Dinas Kesehatan dan Puskesmas. 2.Dukungan dari Keuskupan Atambua dengan mengeluarkan Surat Gembala
3.Keuskupan Atambua akan membuat program kerja tentang kesehatan ibu dan Anak di Keuskupan Atambua
4. Rencana Tindak Lanjut untuk pemberdayaan masyarakat






Usulan Perbaikan Pasal-pasal RUU tentang Kesehatan
USULAN PERBAIKAN PASAL-PASAL RUU tentang KESEHATAN
Pada tanggal 11 April 2023, jam 15.00 s/d 17.00 WIB, Panja DPR RI Komisi IX telah mengundang Lembaga-lembaga Agama (bagian Kesehatan) untuk memberi masukan-masukan sehubungan dengan RUU tentang Kesehatan. Lembaga-lembaga agama yang di undang adalah dari Muhammadiyah, Nahdatul Ulama (NU), Protestan/PGI, Katolik/Konferensi Waligereja Indonesia, Hindu/PHDI, Budha dan Kong Hu Cu.
Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) menugaskan PERDHAKI untuk menghadiri rapat dengan Panja DPR RI Komisi IX tersebut.
Badan Pengurus PERDHAKI kemudian mengadakan diskusi mengenai hal-hal apa yang akan diusulkan kepada Panja DPR Komisi IX. Setelah berdiskusi secara intensif, akhirnya disepakati 9 point usulan untuk perbaikan pasal-pasal dalam RUU Kesehatan tersebut.
Badan Pengurus PERDHAKI kemudian mengutus 3 orang untuk menghadiri rapat tersebut yaitu Romo CB Kusmaryanto SCJ, dr. Felix Gunawan dan dr. JC Prihadi.
Dalam rapat dengan Panja DPR RI Komisi IX, masing-masing perwakilan Lembaga Agama diberi kesempatan 10 menit untuk menyampaikan usulannya. Sesudah itu para anggota Panja DPR Komisi IX yang hadir dipersilahkan untuk memberi tanggapan terhadap usulan-usulan tersebut.
Usulan dari perwakilan KWI-PERDHAKI disampaikan oleh Romo CB. Kusmaryanto, SCJ dan di tambah oleh dr. Prihadi, sebagai berikut :
1.Pasal 38: Kesehatan Reproduksi. Istilah reproduksi ini merendahkan martabat manusia karena manusia seolah-olah hasil dari pabrik yang memproduksi. Hasil dari produksi adalah barang sedangkan manusia bukan hasil pabrik tetapi hasil cipta-karya Allah dalam kerjasama dengan manusia. Usul: sebaiknya tidak dipakai istilah Reproduksi tetapi dipakai istilah Prokreasi (berasal dari kata create = menciptakan à to procreate = to have offspring
2. Pasal 42: Gereja Katolik menolak aborsi kecuali yang membahayakan nyawa ibunya atau membahayakan kesehatan ibunya secara serius. Argumen pokoknya bukan pada kapan manusia mulai hidup, tetapi pada iman bahwa adanya manusia baru itu adalah karya Allah. Melakukan aborsi itu adalah menggagalkan karya Allah. Ini artinya menempatkan manusia di atas Allah, karena yang bisa menghentikan suatu karya hanyalah institusi yang ada di atasnya. Usul: Bunyi pasal 42. Berbunyi: Setiap Orang dilarang melakukan aborsi kecuali kehamilan itu membahayakan nyawa ibunya atau membahayakan kesehatan ibunya secara serius.
3. Perlu penjelasan, apa arti aborsi yang dimaksudkan dalam RUU ini
4. Pasal 45: Gereja Katolik setuju bahwa harus ada pembatasan jumlah kelahiran, akan tetapi caranya haruslah yang bijaksana yakni harus memperhatikan nilai-nilai agama-agama sehingga harus disesuaikan dengan nilai-nilai agama – agama. Dalam pasal 45.1 perlu ditambahkan kalimat “pelaksanaan keluarga berencana disesuaikan dengan ajaran agama masing-masing”
5. Pasal 46: Apa yang tertulis ini (Upaya Kesehatan ibu harus ditujukan untuk menjaga Kesehatan ibu sehingga mampu melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas serta mengurangi angka kematian ibu) sangat merendahkan martabat perempuan karena perempuan dijaga kesehatannya hanya agar mampu melahirkan generasi yang sehat. Perempuan hanya dipandang sebagai pabrik anak. Seharusnya upaya kesehatan bagi perempuan itu tertuju bagi perbaikan derajad kesehatan perempuan itu sendiri, karena ada banyak perempuan yang tidak bisa punya anak atau tidak mau punya anak. Sebaiknya dipakai istilah perempuan dan bukan hanya ibu. Ada banyak perempuan yang bukan ibu. Baik diingat bahwa pasal ini tidak berbicara dalam konteks prokreasi, karena masalah prokreasi ada [pada bagian 5 sedangkan ini adalah bagian 7
Usul perbaikan:
- Paragraf 1: Kesehatan Perempuan dan ibu
- Pasal 46 sebaiknya berbunyi, “Upaya Kesehatan perempuan harus ditujukan untuk menjaga dan meningkatkan derajad kesehatan perempuan itu. Upaya kesehatan ibu ditujukan agar mampu melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas serta mengurangi angka kematian ibu.”
6. Pasal 47: istilah “kehamilan di luar cara alamiah” ini istilah yang aneh, sebab dalam apa yang disebut sebagai IVF atau assisted procreation itu, yang tidak alamiah adalah fertilisasinya dan bukan kehamilannya. Kehamilannya tetap alamiah. Kehamilan tidak alamiah baru akan terjadi kalau nanti berhasil dibat rahim buatan. Usul perubahan: bukan kehamilan yang di luar cara alamiah tetapi: bantuan prokreasi atau fertilisasi dalam cawan (IVF) atau bayi tabung. Ini istilah teknis yang sudah biasa dipakai secara ilmiah.
7. Pasal 181.5. Perlu keterangan lebih terperinci. Usul: dibedakan antara rumah sakit swasta yang non profit-keagamaan dan rumah sakit swasta yang profit.
8. Pada bagian ke tiga: Rumah sakit harus disebutkan relasi rumah sakit pemerintah dan rumah sakit swasta sebagai rekan atau partner dalam melayani dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Maka harus ada kerjasama yang harmonis dan saling membantu di antaranya dan tidak memandang RS swasta non profit keagamaan sebagai kompetitor tetapi sebagai rekan kerja seperjalanan dalam meningkatkan derajad kesehatan masyarakat. Rumah sakit non profit-keagamaan mendapatkan bantuan khusus dari pemerintah karena sudah berpartisipasi dalam pelayanan kesehatan dengan mengedepankan pelayanan dan kemanusiaan. Hal yang sama berlaku bagi klinik-klinik non profit keagamaan di daerah-daerah.
Usul ditambahkan satu paragraf baru (Pasal 181.6) yang berbunyi: Relasi antara rumah sakit pemerintah dengan rumah sakit swasta non profit keagamaan adalah relasi hamonis dan yang saling membantu. Pemerintah dan rumah sakit pemerintah memberikan bantuan kepada rumah sakit swasta non profit dalam bidang pendanaan dan SDM. Demikian pula dengan klinik-klinik non profit keagamaan di daerah daerah.
9. Pasal 184 ditambahkan satu paragraf yang berbunyi: Dalam menyelenggarakan fungsi penelitian, rumah sakit harus mempunyai komisi etik penelitian yang bertanggung jawab soal keabsahan etis suatu penelitian.
Usulan dari KWI-PERDHAKI di respon dengan baik oleh para anggota Panja DPR RI Komisi IX yang hadir.
Pimpinan Panja berjanji akan menyampaikan usulan-usulan tersebut kepada Menteri Kesehatan.
(FG_12042023)


Lowongan Kerja
PERDHAKI (Persatuan Karya Dharma Kesehatan Indonesia) adalah asosiasi unit pelayanan kesehatan nirlaba (not for profit) yang berlatar belakang agama Katolik, yang tersebar diseluruh Indonesia.
Pada saat ini, PERDHAKI mendapatkan kepercayaan untuk mengelola Program Malaria di Kawasan Timur Indonesia dengan sumber dana dari Global Fund. Dalam menjalankan perannya, PERDHAKI bekerjasama dengan unit kesehatan anggota PERDHAKI/PELKESI, Keuskupan/Paroki, PERDHAKI Wilayah, serta beberapa NGO yang ada di KTI.
Saat ini kami membuka kesempatan luas bagi yang ingin bergabung dengan tawaran posisi sebagai berikut:
Staf Koordinator Monitoring dan Evaluasi (Pengawasan Pelaksanaan Aktivitas Program)
Posisi: Bertanggung jawab kepada Koodinator Monitoring dan Evaluasi
Tugas:
- Membantu dan mengawasi dalam pengumpulan laporan SR (Sub Recipient), SSR (Sub Sub Recipient), dan Kader Malaria berdasarkan dengan format pelaporan standar.
- Menyediakan data dan pelaporan update progress M&E dari Kab/Kota setiap bulan yang dilaporkan ke koordinator M&E
- Membantu Koordinator Monitoring dan Evaluasi dalam melakukan pengawasan terhadap realisasi pelaksanaan program, terkait kegiatan dan keuangan berdasarkan dengan rencana kerja dan rencana anggaran yang sudah ditetapkan di SR (Sub Recipient), SSR (Sub Sub Recipient) dan Kader Malaria.
- Membantu Program Manager dan Koordinator M&E dalam membuat usulan untuk teguran dan tindakan koreksi jika ditemukan penyimpangan dalam pelaksanaan program.
- Membantu Program Manager dalam menganalisa data yang terkonsolidasi, sebagai informasi reguler untuk manajemen.
- Membuat laporan konsilidasi bulanan sebagai laporan hasil kerja M&E setiap bulan (dilaporkan kepada Program Manager).
- Berkoordinasi dengan Program Manager dan divisi lain dalam penyusunan laporan berdasarkan dengan standar pelaporan oleh GF dalam bahasa Inggris setiap triwulan sebagai laporan ke GF melalui Authorized PR.
Kualifikasi :
- S1 Kesehatan Masyarakat / S1 Keperawatan
- Memiliki pengalaman dalam bidang monitoring dan evaluasi program kesehatan minimal 3 tahun dan berpengalaman bekerja di lembaga NGO
- Bersedia ditugaskan keluar kota di wilayah Timur Indonesia
- Penempatan kerja di Jakarta
- Domisili Jabodetabek ( lebih diutamakan )
Kandidat yang memenuhi kualifikasi di atas silahkan mengirimkan Surat Lamaran, CV, Surat Rekomendasi (jika ada) dan dikirimkan ke alamat email pada lambat tanggal 25 Januari 2023:
- malaria.perdhaki@gmail.com
- sekmal.perdhaki@gmail.com
Pertemuan Pengurus PERDHAKI
Dan Pemilik Rumah Sakit
Pertemuan Pengurus PERDHAKI
Dan Pemilik Rumah Sakit
Jakarta, 10 Januari 2023, jam 08.00 – 17.30
“Berjalan Bersama Melayani Orang Sakit”
Pengantar
Saya, Mgr. Dominikus Saku, Uskup Atambua, Delegatus Kesehatan (DelKes) KWI, mengucapkan salam jumpa dan salam sehat dalam pertemuan PERDHAKI dan Pemilik RS (Kat) kali ini. Kiranya saya mewakili para Bapa Uskup se-Indonesia, terlebih kami yang masih bergelut dengan lingkaran setan dan jalan buntu persoalan yang mendera karya pelayanan kesehatan di Keuskupan masing-masing.
Maaf di tengah segala kesibukan pasca Covid-19 dan bolak-balik perjalanan yang sangat berdekatan, saya hanya bisa mengikuti Pertemuan penting ini secara daring.
Dalam semangat Synodalitas Gereja, saya tidak memberi arahan. Saya hanya mau menghantar kita untuk makin menyadari dan menghayati Spirit Pelayanan Total yang menjadi jiwa dari hidup dan tugas perutusan kita sebagai Gereja.
Syukur, kita boleh hadir dan berbagi kisah tentang kiprah pelayanan kesehatan di lingkup RS-RS Katolik, khusus di Era Reformasi yang penuh tantangan dan disrupsi. Semoga kita saling belajar, bagaimana berdiri tegar di tengah arus akselerasi perubahan, kuatnya gelombang tantangan jaman dan gejolak kemajuan teknologi medis dan silih-bergantinya berbagai regulasi dalam pelayanan kesehatan yang sangat menantang dan bahkan mematikan. Semoga berbagai pengalaman baik pengelolaan RS Katolik jadi inspirasi untuk langkah kita ke depan.
1. Berjalan Bersama : Persekutuan, Partisipasi, Misi
“Orang-orang miskin (sakit & malang) selalu ada padamu, tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu” (Mat 26, 11). Kondisi takdiran bumi dan manusia yang penuh kekurangan dan keterbatasan, dengan aneka persoalan hidup dan kemelut, sudah jadi konsumsi harian kita. Dikatakan planet bumi bisa beri makan 50 milyard orang. Tapi baru saja penduduk bumi mencapai 8 milyard 17 orang per 1 November 2022, kita sudah ngos-ngosan dan menjerit akibat prediksi krisis global yg mengintai seantero dunia.
Dalam 10 tahun terakhir, kita kawanan kecil merosot secara kuantitatip dari 5,2 % menjadi 3,8 % dan jatah kita dari Kue Pembangunan Nasional pasti makin kecil. Dari Panorama PERDHAKI selama 10 tahun terakhir, tercatat banyak Unit Pelayanan Kesehatan (terbanyak Klinik) yang tutup karena tidak sanggup memenuhi segala persyaratan peraturan perundangan yang berlaku, sementara banyak RS berorientasi profit dengan korporasi kuat dan berbasis agama tumbuh bagaikan cendawan di musim hujan. Di tengah arus tantangan ini, RSK dan Unit-Unit Pelayanan Kesehatan Katolik perlu makin berbenah diri, terbuka dan lapang hati berkarya dalam semangat korporatisasi dan manajemen modern, dan dalam cahaya iman, berani berjalan bersama, bergandengan tangan dengan banyak orang/pihak yang berkehendak baik, makin berani menjadikan orang-orang sakit berpartisipasi dalam upaya promotif, preventif, kuratif dan reparative kesehatan, sehingga tidak gampang dijadikan objek segala regulasi dan paket-paket program pelayanan kesehatan. Dalam melaksanakan tugas pelayanan kesehatan, RSK tetap terpanggil untuk melaksanakan misi menyembuhkan, menyehatkan dan memulihkan kehidupan sebagai terang yang bercahaya dalam diri setiap pasien sehingga lebih siap menghargai kesehatan sebagai anugerah agung Allah atas dirinya dan lebih siap menerima saat terakhir kehidupan sebagai Hari Pemulihan hidup secara sempurna dalam Tuhan. Tidak gampang berjalan bersama pasien yang sulit keadaannya karena potensi dan resiko kehilangan harapan di jalan kehidupan yang sulit dan gelap.
Saya mengutip kesaksian seorang pasien yang sudah Almarhumah: “Saya ingin sepenuhnya menyerahkan sakit ini kepada Allah; kalau Allah mengizinkan saya sembuh, pasti terjadi. Namun kalau Allah menghendaki lain, saya akan patuh kepada-Nya.” (Kematian yang Menakjubkan, 210).
2. 6 Pilar Transformasi Pelayanan Kesehatan : The Man Behind Medical Treatment Management : Person – People Centered
6 Pilar Transformasi Pelayanan Kesehatan:
(1). Transformasi Pelayanan Kesehatan Primer
(2). Transformasi Pelayanan Kesehatan Rujukan
(3). Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan
(4). Transformasi Sistem Pembiayaan Kesehatan
(5). Transformasi SDM Kesehatan
(6). Transformasi Teknologi Kesehatan
Kita patut mengapresiasi dan menghargai setiap upaya Transformatip dan Reformatif Pelayanan Publik Pemerintah demi tercapainya kesejahteraan umum bagi semua orang. Kita berbangga dan bersyukur karena makin banyak orang memperoleh pelayanan di Faskes yang makin baik, termasuk daerah-daerah terpencil.
Kita perlu sadar, semua jenis kemajuan yang diidamkan, diupayakan dan dicapai, selalu membawa banyak tuntutan, sekaligus keterbatasan. Kita bisa terperangkap dalam banyak godaan yang memperbesar tendensi “Lapar & Haus” yang tidak tahu batas. Tidak perlu kita heran akan “Obesitas Fisik” yang melanda banyak orang jaman now. Yang lebih parah, makin menguat dan meluasnya “Obesitas Mental” yang mendorong banyak tindakan manipulatif dan koruptip di banyak bidang pelayanan publik, termasuk bidang pelayanan kesehatan, seolah terobsesi daya korosif gurita ketidakpuasan hidup. Orang lapar dan haus bukan atas makanan dan minuman, tapi atas hasrat tak terkontrol dari naluri penguasa.Gampang sekali para pasien, khususnya mereka yang paling membutuhkan layanan kesehatan, di daerah-daerah terpencil dan slum kehidupan, ditempatkan di ekor antrean pelayanan. Tidak jarang banyak pasien tak berdaya dilayani seadanya dan melalui mekanisme “kambing hitam”, dibiarkan mati dalam ketidakberdayaan.
Pelayanan Kesehatan di RSK atau unit pelayanan katolik hendaknya berdiri kokoh di atas panggilan perutusan yang berpegang teguh pada semangat pelayanan People – Personal Centered Treatment. *****
3. Humanae Vitae Di Hadapan Teknokratisasi & Birokratisasi Pelayanan Medis
Heran, di Era Reformasi, di mana kita berada di jaman menguatnya Demokrasi dan HAM (KAM & TAM), menguat juga arus Teknokratisasi, Birokratisasi dan Robotisasi dalam pelbagai ranah pelayanan publik.
Dalam konteks mentalitas berpikir Naturalistik-Humanistik-Atheistik, tercetuslah slogan “The Survival of the Fittest” (Daya tahan dari yang terkuat), yang seolah dibenarkan untuk meng-eliminir dan menghancurkan yang lemah. Orang terkesima dengan praktek Euthanasia, pengembangan teknologi stem cell, fertilisasi bayi unggul, dll., sampai lupa bahwa Allah mencipta semua yang agung justru dari hal-hal yang kecil sederhana dan menyempurnakan semuanya berdasarkan kasih.
Di bawah hembusan tendensi Efisiensi dan Efektivitas, Pengagungan Kesuksesan dan Kemajuan, Liga Pengendalian Kelahiran (Birth Control League) yang dipelopori aktivis radikal Margareth Sanger (1917), lalu dipropagandakan dan bermetamorfosis sebagai Planned Parenthood (KB) yang menghalalkan segala cara. Indonesia mempropagandakan KB dengan tagline 2 Anak Cukup, laki-laki atau perempuan sama saja. Menyusul UU Aborsi, Bantuan Sosial bersyaratkan KB marak di banyak Desa/Kampung KB, tapi dengan kondisi kesehatan dasar dan rujukan yang parah. Kita pencipta krisis berkepanjangan dan multidimensional yang berujung kematian di masa depan. Syukur, Gereja Katolik tetap berdiri kokoh membela hak kehidupan, terlebih hidup dari mereka yang paling lemah karena merekalah ciptaan kesayangan Allah yang begitu luhur. Merekalah kesayangan Allah yang patut dipertahankan, dilindungi, dirawat dan ditumbuh-kembangkan hidupnya. Semoga kita tetap terpangil untuk merawat dan memelihara semua yang kecil-lemah tak berdaya dan ditempatkan di tempat pembuangan akhir.
4. Perubahan Paradigma : Dari Mens Sana In Corpore Sano Menjadi Corpus Sanum In Mentem Sanam
Kita ingat semboyan yang terkenal di dunia formasi dan medis: Mens sana in corpore sano (Pikiran/jiwa yang sehat terdapat di dalam tubuh yang sehat). Ternyata motto ini berasal dari dunia komersial yang mengarah kepada hidup berbiaya tinggi (high cost life). Kita diajari terus-menerus untuk mengupayakan badan yang sehat, dengan tawaran berbagai obat (supplement) dan makanan yang terbaik dan termahal. Tanpa sadar kita terpacu dan terpicu ke arah keserakahan dan kesombongan yang. Inilah penyakit kemanusiaan yang berbahaya. Kesehatan fisik-mental (manusiawi) dimulai dari hal-hal sederhana dan tanpa biaya, seperti tersenyum, menghirup udara segar sambil jogging, sapaan ramah, suasana gembira di tengah keluarga, tempat kerja, dll. Kita perlu mengembangkan pelayanan yang lebih berorientasi “Corpus Sanum in Mentem Sanam”, yakni bahwa jiwa yang sehat dan gembira menuntun seluruh organ kita menjadi sehat dari dalam diri kita sendiri. Dari pengalaman dapat diketahui bahwa orang-orang kecil daridesa-desa yang tidak biasa mengkonsumsi obat, dapat terbantu dengan obat generik yang murah dan terjangkau. Sebaiknya mereka yang terbiasa mengkonsumsi obat-obatan, terpaksa mengeluarkan ongkos besar utk obat-obat paten yang selalu meningkat permintaannya.
Semoga pelayanan kesehatan Katolik terbuka hati menerima dan menawarkan daya penyembuhan Tuhan yang Maha efisien dan Maha efektif. *****
Terimakasih, Tuhan memberkati selalu
+Dominikus Saku
Badan Pengurus, Direksi dan Segenap Karyawan Persatuan Karya Dharma Kesehatan Indonesia Mengucapkan Selamat Natal 2022 dan Selamat Tahun Baru 2023

Berita Acara Rapat Paripurna Anggota PERSATUAN KARYA DHARMA KESEHATAN INDONESIA
Badan Pengurus PERDHAKI periode 2022 – 2026
Badan Pengurus PERDHAKI periode 2022 – 2026
Pada misa khusus, tanggal 12 November 2022 di Wisma PERDHAKI telah dilaksanakan pelantikan Pengurus PERDHAKI terpilih periode 2022 – 2026 oleh Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu, M.S.C yang juga menjabat sebagai Delegatus Kesehatan KWI.
Susunan Pengurus PERDHAKI periode 2022 – 2026
Ketua Emeritus : – dr. Stephanus Indradjaja, MSc, PhD
– Dr. dr. Widyastuti Sunata, MSc (PH)
– dr. Wasista Budiwaluyo, MHA
Ketua : – dr. Antonius Roy Tjiong, MPH
Wakil Ketua : – dr. Antonius Yudianto, MARS, MH
Sekretaris : – Rm. Dr. CB. Kursmaryanto, SCJ
Bendahara : – Ignatia Anita Dewayanti, SE, Akt
Komisi Kerjasama
& penggalangan dana : – dr. Albert I. Hendarta, MPH
Komisi Ilmiah : – Dr. dr. JC. Prihadi Sp(U) K, MPH
Komisi Pemberdayaan UKK
& Organisasi : – dr. H. Iskandar Leman, MDM
Komisi Advokasi & Legal : – Brigitta Hadianto, SH
Komisi Pastoral : – Sr. Theresiani, FCh
Open Recruitment
Join Our Team : RSU Santa Maria Pemalang
Open recruitment :
- Dokter Spesialis Neurologi
- Dokter Spesialis Anak
- Dokter Spesialis Mata
- Dokter Spesialis Radiologi
Persyaratan :
- Pendidikan Spesialis sesuai posisi yang diperlukan
- Surat lamaran dan CV
- Fotocopy ijazah dan transkrip nilai (legalisir)
- Pas Foto 4×6 (2 lembar) E-KTP, KK
- STR aktif
- Memiliki sertifikat lain (jika ada)
Kirim lamaran ke : e-mail santamariapml@yahoo.com
dengan subjek : (Posisi yang dilamar)_(Nama) contoh : Elektromedis_Maria
atau datang langsung ke bagian informasi RSU Santa Maria Pemalang
RPA Virtual & Webinar : 28 – 29 Juli 2022
50 Tahun Persatuan Karya Dharma Kesehatan Indonesia (PERDHAKI)
RPA Virtual & Webinar : 28 – 29 Juli 2022
“Pemanfaatan teknologi informasi untuk menggalang solidaritas dalam karya kesehatan
RPA virtual”
Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sejak awal tahun 2020 “memaksa” terjadinya perubahan besar, tidak terkecuali layanan kesehatan Katolik. Kini PERDHAKI dengan kegiatan RPA virtual & webinar mengajak seluruh unit anggota untuk mendapatkan ilmu dan berbagi pengalaman dari para nara sumber yang berkompeten.
Topik-topik webinar :
҉ Keberlangsungan karya sosial gereja di bidang kesehatan oleh Uskup Delegatus Kesehatan KWI
҉ Perkembangan teknologi informasi dan pemanfaatannya pada kehidupan sehari-hari dan dalam layanan kesehatan oleh Marishka – FTIS UNPAR Bandung
҉ Pemanfaatan teknologi informasi untuk marketing layanan kesehatan oleh Steven Chen – Health Care Marketing Export
҉ Crowd funding pemanfaatan teknologi informasi untuk penggalangan dana oleh Genoveva Karinza – kitabisa.com
҉ Pemanfataan teknologi dalam layanan rawat jalan oleh Ibu Ari/Sr. Arnolda, FCH – Klinik Charitas Lidwina Palembang
҉ Pemanfaatan teknologi dalam layanan rawat inap oleh dr. Chandra – RS St. Borromeus, Bandung
Pendaftaran : https://bit.ly/3MQrTpNSaluran donasi
Bank Mandiri cab. Prapatan
No. rekening 1230004024784 a.n. PERDHAKI